Dalam Rangkaian Boyong 28 Kepala OPD ke Perbatasan, Gubernur Mahyeldi Bahas Gambir, Kesehatan dan Jalan

    Dalam Rangkaian Boyong 28 Kepala OPD ke Perbatasan, Gubernur Mahyeldi Bahas Gambir, Kesehatan dan Jalan

    SUMBAR, – Dalam rangkaian kunjungan ke kawasan pedalaman Limapuluh Kota, Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah dan 28 kepala OPD juga berkunjung ke Nagari Galugua, Kecamatan Kapur IX.

    Gubernur Mahyeldi dan rombongan berada di Galugua persis sehari setelah Hari Raya Iduladha 1443 H, atau Senin (11/7/2022). Di Galugua, Gubernur dan rombongan mengunjungi Jorong Koto Tangah, untuk melihat kondisi jalan yang menghubungkan Koto Tangah dengan Kabupaten Pasaman.

    Diketahui, medan perjalanan menuju perbatasan antar-kabupaten ini sangat terjal. Dipenuhi bebatuan dan seringkali digenangi banjir. Jarak tempuh pusat Nagari Galugua ke Koto Tangah memakan waktu sekitar dua jam. Ini pun harus ditempuh dengan kendaraan khusus offroad.

    Pada kunjungan kali ini, Gubernur dan kepala OPD beserta Bupati Limapuluh Kota Safaruddin, menggunakan motor trail untuk menempuh jalan yang ekstrem. Tiba di lokasi, Gubernur singgah di salah satu Puskesmas (Puskeri) Koto Tangah yang terendam banjir pada Januari lalu.

    “Pembangunan Puskesmas rawat inap perlu disegerakan. Akses jalan yang jauh harus ada fasilitas kesehatan yang memadai, ” ungkap Mahyeldi.

    Selain itu, Gubernur Mahyeldi juga menyebut akan mempercepat roadmap hilirisasi gambir. Diketahui, warga di Nagari Galugua menggantungkan hidup dari pertanian gambir. Hampir sekitar 90 persen warga Galugua adalah petani gambir.

    “Harga gambir saat ini berkisar Rp45 ribu perkilogram, banyak produk yang bisa kita olah dari gambir ini, di antaranya tinta, stempel, penyemak kulit, dan kosmetik, ” ujar Mahyeldi.

    Setelah Koto Tangah, Gubernur bersama rombongan bertolak ke Jorong Tanjuang Jajaran. Kali ini Gubernur melihat kondisi jalan menuju Rokan Hulu, Provinsi Riau sepanjang tiga kilometer. Letaknya masih di Nagari Galugua.

    Seperti diinformasikan wali nagari setempat, Nagari Galugua memiliki 4 jorong, yaitu Jorong Longan, Tanjuang Jajaran, Galugua, dan Koto Tangah. Jorong yang dikunjungi oleh Gubernur bersama 28 kepala OPD adalah Jorong Tanjuang Jajaran, Galugua, dan Koto Tangah.

    Pada kesempatan itu, Gubernur Mahyeldi mengatakan, jalan dari Galugua ke Pangkalan Rokan Hulu yang saat ini terjadi penyempitan di beberapa titik, akan segera diperbaiki.

    “Peningkatan infrastruktur jalan provinsi Sialang – Galugua – Tanjung Jajaran kita anggarkan adalah Rp9 miliar. Harapannya, masyarakat Galugua dapat mendukung pertumbuhan wilayah, dengan adanya pertumbuhan jalan maka kesejahteraan ekonomi masyarakat akan terbangun, ” kata Gubernur Mahyeldi yang disambut gemuruh tepuk tangan warga Jorong Tanjuang Jajaran.

    Di nagari paling ujung Limapuluh Kota ini, Gubernur juga menyampaikan hal-hal yang menjadi perhatian Pemprov Sumbar. Di antaranya, membebaskan Nagari Galugua dari kategori nagari tertinggal, pemanfaatan hutan lindung, penyediaan listrik dan air bersih, penyediaan MCK di seluruh rumah warga, peningkatan fasilitas kesehatan di puskesmas maupun puskeri.

    Bupati Limapuluh Kota Safaruddin mengimbau warga untuk mendukung pembangunan jalan dengan memudahkan akses pembebasan lahan.

    “Kami harap warga di sini mempunyai satu visi dengan kami, yaitu ingin bersama-sama membangun Nagari Galugua yang merupakan program prioritas Pemprov Sumbar. Karena daerah Galugua merupakan daerah segitiga emas yang menghubungkan Pasaman di Utara dan Rokan Hulu (Riau) di Selatan, ” katanya.(**)

    Afrizal

    Afrizal

    Artikel Sebelumnya

    Tanamkan Jiwa Nasionalisme, Personil Kodim...

    Artikel Berikutnya

    BNI Kantor Cabang Bukittinggi Serahkan CSR...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Tingkatkan Peran Mahasiswa Dalam Pengawasan Pemilu 2024, Bawaslu Kota Solok Gelar 'Bawaslu Goes to Campus'
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan

    Ikuti Kami